Blogger templates

Selasa, 18 Juni 2013

COVER STORY NIKE


NIKE INC.

SEJARAH PERUSAHAAN NIKE

Nike, Inc. adalah salah satu perusahaan sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga Amerika Serikat yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Mereka terkenal karena mensponsori beberapa olahragawan terkenal di dunia seperti Tiger WoodsRonaldo dan Michael Jordan. Selain itu mereka juga memiliki perjanjian dengan berbagai tim sepak bola dunia seperti Manchester UnitedArsenalF.C. BaselJuventus dll. Perjalanan Nike dimulai ketika Phil Knight, pria yang suka berolahraga dan Bill Bowerman, pria yang suka mengembangkan sepatu bertemu pada 1957. Pada awal 1960-an, Phil memulai usaha Blue Ribbon Sport yang sekarang berubah menjadi Nike.


Keduanya lalu berangkat dari Oregon untuk mewujudkan misi Nike “the service of human potential”, yang dalam istilah olahraga berarti menolong setiap orang untuk meraih potensi mereka di bidang masing-masing.

Phil Knight sekarang dikenal sebagai seorang miliarder, sekaligus co-founder dan mantan CEO Nike, Inc. Dia juga banyak mendukung University of Oregon, di mana dia mendapatkan gelar sarjana S1 dalam bidang akuntansi pada tahun 1959.

Phil gemar berlari sewaktu kuliah di University of Oregon. Pada waktu itu pulalah ketertarikannya pada sepatu olahraga muncul karena Bowerman waktu itu secara terus-menerus berusaha mengembangkan sepatu berlari yang baru. Pada masa itu, sepatu berlari mempunyai kualitas yang jauh lebih buruk dari saat ini.

Merasa tidak begitu ahli dalam mengembangkan sepatu, Phil  seringkali mencoba bereksperimen dengan sepatu penemuan terbaru Bowerman. Pada waktu dia kuliah di Stanford GSB inilah mimpinya mengenai Nike mulai muncul. Di dalam kelas bisnis yang diajar Frank Shallenberger, Phil menemukan cintanya yang lain di samping olahraga. Dia menyadari bahwa dirinya seorang entrepreneur. Dia menemukan banyak ide. Di kelas Phil juga belajar membuat  business plan. Karya ilmiahnya yang berjudul ”Can Japanese Sports Shoes Do to German Sports Shoes What Japanese Cameras Did to German Cameras?”, adalah dasar pikirannya yang berkembang ke arah berjualan sepatu olahraga.

Dia juga sempat berkelana ke Jepang untuk mengasah ide-idenya dan juga memuaskan kehausannya akan hal-hal yang berbau Asia. Di sini pulalah ia mengunjungi sebuah tempat bernama Onitsuka. Ini adalah tempat dimana sepatu Adidas dibuat. Phil begitu terkesan dengan kualitasnya yang bagus dan harganya yang murah, hingga ia memutuskan untuk membuat perjanjian dengan mereka untuk di Amerika nantinya sebelum pulang.

Penjualan sepatu yang pertama bagi Phil merupakan awal mula legenda sepatu Nike, dan juga memungkinkannya untuk keluar dari pekerjaan sebagai akuntan pada tahun 1971.

Pada awalnya Phil hanya menjual sepatu yang khusus untuk pelari yang profesional. Namun setelah berjalan beberapa tahun, ketika Phil melihat bahwa terjadi revolusi jogging yang sedang menjadi trend pada saat itu, dia mulai berfikir untuk memasarkan produk yang bukan hanya khusus untuk pelari profesional saja, sehingga dia mulai memasarkan produk-produk untuk pelari non-profesional juga. Phil lantas membuka pasar yang lebih luas dan mengubah image sepatu lari menjadi sepatu fashion dan menarik semua orang dimulai dari anak-anak sampai orang dewasa untuk memakai produknya.

Pada 1979 Nike telah menguasai setengah pasar di AS dan dengan pendapatan mencapai US $ 149 juta. Pada pertengahan tahun 1980-an posisi perusahaan Nike tmpak tak tergoyahkan , namun secara mendadak muncul serangan dari pihak pesaing yaitu Reebok. Tapi pada tahu 1990 Nike kembali memimpin perusahaan menjadi Market Leader, hal ini terutama dikarenakan pengenalan dari sepatu “Air Jordan” yang didukung dan dipromosikan oleh bintang basket Michael Jordan yang menjadi bintang basketball paling terkenal pada saat itu.

Hingga saat ini, Nike memperthankan posisinya sebagai Market Leader dalam sepatu olahraga dan merupakan pemain penting dalam pakaian dan aksesoris olahraga.




ASAL NAMA “NIKE”

Sebenarnya nama Nike itu berasal dari saran orang lain. Jeff Johnson, teman Phil, menyarankan “Nike”, nama dari dewi Yunani. Dalam mitologi bangsa Yunani, arti kata nike adalah keberhasilan kemenangan. Nama ini juga adalah nama seorang dewi yang dihubungkan dengan kemenangan dan keberhasilan.

 Bagi Bangsa Romawi, Dewi Nike adalah sama dengan Dewi Victoria dan dalam cerita dongeng, Dewi Nike diceritakan sebagai putri dari Pallas (Titan) dan Styx (Dewi Air), saudari dari Cratos, Bia dan Zelus. Dewi Nike dan dan saudara saudari kandungnya menyertai Zeus pada saat perang melawan Titan. Dan Dewi Nike ini diceritakan berteman dekat dengan dewi Athena (dewi kebijaksanaan).




Dewi Nike sering digambarkan bersayap baik dalam lukisan maupun patung. Sebagian besar dewa-dewi Yunani kuno dapat melepaskan sayapnya. Sesuai dengan arti katanya, Dewi Nike adalah dewi kekuatan, kecepatan dan kemenangan baik dalam peperangan maupun dalam kompetisi. Figur dewi ini juga digunakan dalam koin dan bahkan digunakan dalam piala dunia FIFA yang pertama (lebih dikenal dengan sebutan Piala Jules Rimet).

Figur Dewi Nike ini banyak digunakan dimana-mana. Salah satu figur dewi ini bisa dijumpai di koin, di piala dunia FIFA pertama yang waktu itu masih bernama piala Jules Rimet. Lalu semenjak tahun 1928, dewi nike digunakan dalam medali Olimpiade musim panas dalam posisi memegang daun palem ditangan kiri dan mahkota kemenangan ditangan kanan.

Mungkin salah satu penyebab perusahaan Nike menjadi perusahaan yang sangat terkenal sampai sekarang adalah ketenaran dari dewi ini dan arti kata Nike yang berarti keberhasilan. Nama itu ternyata membawa hoki. Hampir semua orang  kenal dengan Nike. Nike Inc. adalah salah satu perusahaan sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga dari Amerika Serikat yang sangat besar merupakan salah satu yang terbesar di dunia. 







LOGO PERUSAHAAN









Logo NIKE ini bernama Swoosh. Nike "Swoosh" adalah sebuah desain yang diciptakan pada tahun 1971 oleh Carolyn Davidson, seorang mahasiswi desain grafis di Portland State University. Nike mungkin mendapat kesepakatan yang terbaik di antara semua perusahaan. Carolyn Davidson membuat design logo ini hanya dengan bayaran US $ 35. Jika dikonversikan ke mata uang Rupiah, itu hanya berkisar Rp. 300.000. Untuk bangsa yang garis kemiskinannya berasa di ukuran Rp. 20 juta per bulan , uang sebesar itu sangat sedikit sekali.Nike sangat diuntungkan dalam hal ini.

Carolyn Davidson mendapatkan proyek ini dari gurunya yang memiliki perusahaan Blue Ribbon Sports yang saat ini nernama Nike Inc , yaitu Phil Knight. Pada saat itu Phil menginginkan sebuah merek baru untuk sepatu olahraganya,dan kemudian Phil memperkerjakan Carolyn untuk mendesain logo sepatu tersebut, sehingga akhirnya Carolyn menciptakan  logo “Swoosh”.

Asalnya, tanda Swoosh ini merujuk pada strip. Kemudian diubah menjadi Swoosh untuk mendeskripsikan serat yang digunakan dalam sepatu Nike. Sebenarnya desain logo “Swoosh” yang dibuat carolyn ini tidak memikat Phil, namun karena kendala waktu, akhir nya logo “Swoosh Nike” pun dipilih dan digunakan sebagai motif pada sepatu olahraga pada tahun 1972. Sedangkan tanda centang pada desain logo perusahaan terdaftar sebagai merek dagang pada tahun 1995.

Kalau diperhatikan, logo Nike tersebut juga berbentuk mirip gambar sayap, sepertinya desainer nya mendapatkan inspirasi dari arti Nike itu sendiri. Swoosh Nike mewakili sayap Patung terkenal Dewa Kemenangan Yunani, yaitu Nike, yang telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak ksatria agung dan pemberani. Berdasarkan legenda, orang yunani akan mengatakan , “Ketika pergi berperang dan menag, kami mengatakan inilah Nike.” 

Pada tahun 1983, Knight memberi Carolyn sebuah sebuah cincin Swoosh dari emas dan setumpuk saham Nike untuk rasa terima kasihnya untuk logo yang sekarang ada dimana-mana tersebut. Logo dan Slogan Nike tersebut sekarang terkenal seantero dunia. Bahkan slogan "just do it" nya sering dipakai-pakai oleh seluruh generasi. Just Do It secara harafiah berarti “lakukan saja” fungsinya seperti nasehat supaya orang –orang jangan mudah menyerah.





STRUKTUR ORGANISASI
PIMPINAN:
Ø PHILIP H. KNIGHT
CHAIRMAN OF THE BOARD OF DIRECTORS
Ø MARK G. PARKER 
PRESIDENT & CHIEF EXECUTIVE OFFICER, NIKE, INC.
Ø CHARLIE DENSON
PRESIDENT, NIKE BRAND

DEWAN DIREKSI:
Ketua Dewan Direksi :
PHIL H. KHINGHT

Komite Eksekutif (Ketua):
MARK G. PARKER
Presiden dan Chief Executive Officer

Komite Eksekutif
Ø ORIN C. SMITH : 
·         Komite Audit
·         Komite Keuangan (Ketua)

Ø ALAN B. GRAF
·         Komite Audit (Ketua)
·         Komite Nominasi dan Tata Kelola Perusahaan (Ketua)

Ø ELIZABETH J. COMSTOCK
·         Komite Kompensasi
·         Komite Keuangan

Ø JOHN G. CONNORS
·         Komite Audit
·         Komite Keuangan

Ø JOHN C. LECHLEITER
·         Komite Corporate Responsibility
·         Komite Kompensasi

Ø JOHNATHAN A. RODGERS
·         Komite Corporate Responsibility
·         Komite Kompensasi

Ø TIMTIUS D. COOK
·         Komite Kompensasi (Ketua)
·         Komite Nominasi dan Tata Kelola Perusahaan

Ø DOUGLAS G. HOUSER
·         Komite Corporate Responsibility
·         Komite Eksekutif
·         Komite Nominasi dan Tata Kelola Perusahaan

Ø JOHN R. THOMPSON
·         Komite Corporate Responsibility

Ø PHYLLIS M. WISE
·         Tanggung Jawab Komite (Ketua)
·         Komite Nominasi dan Tata Kelola Perusahaan





PRODUK-PRODUK
Hinggan saat ini Nikesudah banyak menghasilkan produk-produk yang selalu menarik minat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, baik atlet maupun yang tidak memiliki latar belakang keahlian olahraga.Nike membagi produk-produknya kedalam beberapa kategori , yaitu:
Ø   RUNNING
Produk-produk dengan kategori ini dikhususkan untuk olahraga lari dan jogging, seperti:

·         Nike Hypershield
·         Vapor Windrunner





Ø   BASKETBALL
·         Nike Pro Combat Hyperwarm Dri Fit Max
·         Nike Hyperdunk Defy Limits






Ø   FOOTBALL
·         Nike ACC (All Conditions Control) Collection





 
 







·         Nike Maxim Hi Vis Ball 





 ·         Nike Vapor Carbon Men’s Football Gloves

Dan masih banyak lagi produk-produk perlengkapan olahraga yang sudah banyak di gunakan oleh semua orang yang ada di seluruh dunia baik yang seorang atlet maupun bukan atlet yang dapat memberikan kualitas dan kenyamanan yang sangat baik untuk para penggunanya.

KASUS
Di awal-awal tahun, perusahaan Niketidak memiliki sumber dana untuk membeli sebuah pabrik atau mempekerjakan banyak karyawan. Modal yang dimiliki oleh Knight sangat kecil dan ia tidak bisa membeli sepatu dari Asia. Sebenarnya Nike termasuk hollow corporation karena tidak memiliki pabrik manufacture sendiri, Nike hanya perantara antara supplier dengan retailer.

Nike fokus pada menemukan inovasi sepatu terbaru. Kombinasi dari pekerja yang murah dan perkembangan pasar yang baik memungkinkan perusahaan untuk bersaing dalam research and development. Di awal 80-an, Nike menjadi produsen sepatu atletik nomor 1 di dunia.
Untuk memastikan bahwa supplier Nike memiliki kualitas yang tinggi, Knight menuntut mereka untuk mempunyai hubungan dengan perusahaan lainnya. Jika supplier percaya dan bekerja sama dengan Nike, Knight memastikan bahwa mereka akan puas dengan dirinya sendiri. Kemudian jika salah satusupplier menjadi sangat mahal, Nike bisa mengganti supplier dengan tetap menjaga kualitas yang ditetapkan.

Ditahun 1983, orang kepercayaan Knight melakukan kesalahan dalam pengelolaan Nike. Si pelaksana ini melihat celah untuk ekspansi ke pasar sepatu biasa. Data statistic mereka menunjukkan hampir 90 % pembeli sepatu Nike tidak menggunakan sepatu tersebut untuk atletik. Mereka percaya bahwa sepatu casual akan diterima lebih baik oleh konsumen. Sayangnya, hal tersebut salah. Pendatang baru, Reebok, berkembang karena sepatu aerobic dan mengambil posisi Nike sebagai produsen sepatu atletik nomor satu, berdampak pada Nike untuk memberhentikan 350 karyawannya. Melihat perusahaannya mengalami kekacauan, Knight kembali ke posisinya. Knight memutuskan untuk mendapatkan kembali posisi produsen sepatu nomor satu melalui kecepatan penjualannya. Seperti biasanya, Nike memiliki anggaran iklan yang sangat kecil, kebanyakan dari promosinya dilakukan oleh para pengecernya. Knight sekarang mengubah pendekatannya dengan kampanye “Just Do It” lewat televisi nasional dan majalah. Di bawah image baru Knight, superstar seperti Michael Jordan dan Bo Jackson memberi merek sepatunya sendiri, kampanye “Air Jordan” dan “Bo Knows” menunjukkan pada konsumen bahwa atlet terbaik di dunia memakai Nike.


Bagaimanapun suksesnya Nike, mereka akan selalu menghadapi kompetisi. Reebok adalah industri nomor dua yang selalu menunggu kesempatan untuk menjadi nomor satu lagi. Jaringan supply di Asia sekarang digunakan oleh pesaing Nike, tidak lama setelah perusahaan mendapat keuntungan produksi. Jika Nike melanjutkan perkembangannya, Phil Knight dan staffnya harus melanjutkan untuk mengembangkan inovasi sepatu terbaru yang sesuai dengan image atletik.

PERMASALAHAN
Nike adalah produsen sepatu nomor satu di dunia. Dengan permodalan yang sedikit, Nike tidak mampu untuk membuat iklan untuk produknya. Nike kemudian hanya menggunakan image dari atlet terkenal untuk menarik minat konsumen. Selain itu untuk menekan biaya yang besar, Nike membeli sepatu dari supplier Asia. Para pekerja Asia yang terkenal murah bisa menekan harga yang ditawarkan supplier sehingga Nike bisa membeli dengan harga yang lebih murah.

Sebagai contoh adalah supplier Nike yang berasal dari Indonesia yaitu PT.Pratama Abadi Industri. PT. Pratama Abadi Industri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu lari (running shoes). Perusahaan ini memproduksi berbagai tipe running shoes  dalam berbagai jenis ukuran baik untuk anak-anak maupun orang  dewasa. Spesifikasi dari tiap tipe sepatu telah diberikan oleh pihak  Nike untuk kemudian diproduksi oleh PT. Pratama abadi Industri  sesuai dengan syarat spesifikasi yang telah ada. Hasil produksi yang telah dihasilkan oleh PT. Pratama abadi  Industri, tidak boleh dipasarkan di dalam negeri. Semua hasil produksi  yang telah ada merupakan hak dari pihak Nike yang ada di Beverton  (USA) untuk kemudian akan diekspor lagi ke negara lain, seperti  Perancis, swedia, India, Belgia,  Kanada, USA, Afrika Selatan,  Argentina, Uruguay, Chillie.

Nike sangat memegang kendali karena mempunyai hak untuk memutuskan kerjasama bila harga dari supplier terlalu mahal, hal ini bisa berdampak buruk bagi pekerja karena mereka tidak bisa menuntut kehidupan yang lebih baik dengan peningkatan tunjangan pekerja otomatis akan menambah biaya produksi yang mengakibatkan harga yang lebih mahal.Seperti yang terjadi di China, Vietnam, Indonesia dan Meksiko. Nike dikritik karena berusaha menutupi kondisi kerja yang buruk serta eksploitasi buruh. Nike juga adalah perusahaan besar yang tidak memiliki pabrik. Karena mereka lebih senang untuk outsourcing kebutuhan-kebutuhan mereka terutama kepada sektor informal, ataupun perusahaan lainnya, sehingga mengefisienkan dan meminimalisir ongkos produksi

Knight tidak mampu mendelegasikan tugas dengan baik, sehingga di tahun 1983 Nike mengalami kemunduran karena tidak tepatnya perencanaan dari pelaksana yang dipercaya oleh Knight waktu itu. Waktu itu pengelola yang dipercaya Knight mengubah image Nike dari sepatu atletik menjadi sepatu kasual. Padahal saingannya Reebok lebih dahulu mengembangkan sepatu untuk aerobik, sehingga konsumen lebih percaya pada Reebok. Nike membutuhkan perencanaan baru untuk mengembalikan posisi Nike sebagai produsen sepatu nomor satu dengan penjualan yang secepatnya.

ANALISIS
Strategi Nike dalam membuat image yaitu dengan mensponsori seorang atlet atau suatu klub olahraga sehingga akan timbul image bahwa Nike dipakai oleh para atlet terkenal, hal ini tidak dilakukan oleh saingannya seperti Reebok yang justru hanya mensponsori suatu event olahraga saja.
Disinilah pembuktian kekuatan merek dagang. Banyaknya masalah ataupun konflik yang terpublikasi, tidak akan membuat kosumen beralih ke merek lain. Hal ini karena ikatan psikologis antara Nike dengan konsumen fanatiknya telah terjadi, selebihnya, biarlah konsumen yang menilai.

Krisis yang dialami Nike pada tahun 1983 tak lepas dari proses pertumbuhan organisasi. Menurut Lary Greiner ada 5 tahap pertumbuhan organisasi, 1) kreativitas, 2) pengarahan, 3) pendelegasian, 4) koordinasi, dan 5) kerja sama. Nike mengalami krisis disaat tahap pendelegasian dimana Knight tidak melakukan kontrol yang ketat sehingga keputusan bawahannya membawa dampak bagi Nike. Knight kemudian melakukan terobosan kilat untuk membentuk kembali brand image dari Nike. Menurut Agyris “intervensi merupakan suatu aktivitas masuk ke dalam sistem relationship yang berjalan, baik diantara individu, kelompok, maupun organisasi, dengan tujuan membantu menuju suatu perubahan yang sukses” Dalam intervensi, terkadang perlu mendatangkan konsultan dari luar organisasi, tetapi intervensi terbanyak dapat dilakukan oleh managemen internal. Apa yang dilakukan oleh Knight merupakan intervensi dari manajemen internal. Marketing differentiation strategy mencoba menciptakan kesetiaan para pelanggan dengan cara memenuhi kebutuhan tertentu secara khusus. Organisasi tersebut mencoba menciptakan kesan yang menguntungkan bagi produk-produknya melalui iklan, segmentasi pasar, dan harga yang bersaing. Hal tersebut salah satu strategi yang dilakukan oleh Knight dengan menciptakan produk baru sesuai kebutuhan konsumen yang tidak lepas dari image olah raga.

Nike sebenarnya memiliki posisi yang sedikit lemah bila dihadapkan dengan retailer. Keuntungan Nike didapat dari penjualan ke retailer. Retailer tentunya akan bersaing dengan retailer lain dengan harga termurah, hal ini dapat mengancam Nike karena dengan hal tersebut maka retailer akan menekan Nike untuk menjual sepatunya dengan lebih murah.

Etis dan tidak etisnya Nike menggunakan supplier Asia sehingga mereka saling bersaing tidaklah dapat dipandang dari hanya salah satu sudut pandang saja. Pada intinya dengan sistem semacam tender ini maka akan tercipta persaingan, kompetisi untuk menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan motivasi pekerja. Dengan kualitas yang sama tetapi berbeda harga. Dari sudut pandang pekerja hal ini bisa menjadi sebuah ancaman tersendiri. Pekerja akan dituntut untuk bekerja lebih giat demi untuk meningkatkan jumlah produksi sehingga bisa terjadi para pekerja bekerja di luar jam kerja yang semestinya.
Dengan adanya kebijakan dari Nike yang berhak memutuskan kerja sama bila supplier menaikkan harga terlalu tinggi dapat mengakibatkan supplier menggunakan tenaga kerja anak-anak agar biayanya lebih murah. Isu ini muncul di Pakistan, bahwa Nike mengambil sepatu dari Pakistan yang dibuat oleh anak-anak pekerja di bawah umur.

Apabila supplier dari Amerika atau Australia. Hal ini bisa berdampak bagi Nike maupun bagi konsumen. Bagi Nike ini merupakan mimpi buruk karena tentunya tidak akan ada pekerja yang murah, harga jual dari supplier akan lebih tinggi karena biaya produksi yang lebih tinggi bila diproduksi di Amerika atau Australia. Bagi konsumen ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Yang pertama, akan timbul kepercayaan lebih karena produk dibuat di Amerika atau Australia yang sangat memperhatikan kualitas. Yang kedua, tidak akan terlalu berdampak karena konsumen percaya pada Nike melakukan kontrol pada supplier Asia sehingga mutunya akan dianggap sama saja dengan buatan Amerika. Peran Phill Knight tentunya sangat besar dalam mengembangkan Nike hingga saat ini. Dengan gaya kepemimpinannya, dengan solusinya yang cepat dan tepat saat menghadapi krisis Nike di tahun 1983 membuat Nike dapat bertahan dan mampu menempati posisi nomor satu lagi sebagai produsen sepatu di dunia. Membicarakan keberhasilan Nike tidak lepas dari Bill Bowerman, co-founder Nike. Bowerman sangat berjasa dalam mendirikan Nike, ide untuk memberi semacam karet di sepatu olahraga datang darinya yang disebut waffle sole. Bowerman jugalah yang memiliki ide untuk memberi karet pada lintasan lari. Pada awalnya Bowerman beserta Knight menjual sepatu yang dibuat oleh Bowerman menggunakan latex, leather, glue dan waffle iron istrinya. Saat itu mereka memproduksi 330 pasang sepatu.


KESIMPULAN
Nike adalah brand mendunia. Nike menempati posisi nomor satu brand olahraga di dunia. Keberhasilan Nike tidak lepas dari dua orang pendirinya Phill Knight dan Bill Bowerman. Knight seorang pemimpin yang cerdas dan revolusioner, ia mampu mengangkat image Nike kembali saat sempat turun di tahun 1983. Beberapa hal yang dilakukan oleh Knight hingga Nike berhasil diantaranya:
·           Fokus pada visi dan misi perusahaan
·           Spesifikasi dan standardisasi produk dari Nike
·           Dengan hollow company dan tenaga kerja yang murah mampu menekan biaya
·           Strategi marketing yang menguatkan image Nike sebagai sepatu olahraga dengan menggandeng para atlet terkenal dan berprestasi untuk memakai produk Nike


KELEBIHAN NIKE

Perusahaan paling kreatif

Siapa tidak kenal dengan logo bergambar ‘centang’ ataupun slogan ‘just do it’ yang melekat di hampirsemua produk apparel maupun peralatan olahraga. Kepopuleran Nike dan keuntungan yang mengalir bagai

mesin uang tentu tidak lepas dari kekuatan merk dagangnya.



Dalam dunia bisnis, merek dagang bisa dinyatakan sebagai salah satu bentuk monopoli bisnis. Tentunya hal ini pun harus didukung promosi dan iklan atas produk tersebut untuk pengenalan kepada konsumen. Tanpa disadari keberadaan merek dagang tersebut menjadi sangat penting dalam dunia bisnis tidak hanya bagi konsumen tetapi juga produsen. Salah satu perusahaan yang berhasil melaksanakan iklan adalah Nike, karena Nke masuk pada merk sepuluh terbesar dunia. Nike menganggap iklan bukan menjual produk, tetapi menjual merek. Nike dalam merancang pesan dengan menggabungkan nama merk dan citra ke dalam struktur budaya olah raga dan menggunakan kekuatan emosionalnya.

Sebagai merek terbaik kategori olahraga versi Forbes , Nike terus menunjukkan konsistensi kualitas dan peningkatan keunggulan komparatif dalam mempertahankan brand mengalahkan pesaing kuat lainnya seperti Adidas, Umbro dan Reebok. Misalkan dengan melakukan kerjasama dengan Michael Jordan, Christiano Ronaldo, Maria Sharapova dan atlit paling populer dalam dunia golf, Tiger Woods. Juga mensponsori klub Brasil dalam Piala Dunia 1998 yang merupakan tuan rumah piala dunia 2014 dan pertandingan olahraga bergengsi seperti Piala Dunia yang akan dimulai pada tahun 2014 mendatang.

Merek dagang juga merupakan salah satu cara pertama bagi pengusaha menembus rantai perdagangan. Tidak hanya itu, slogan dan logo yang simpel dan mudah diingat tentu membantu terjalinnya hubungan psikologis konsumen dengan merek dagang suatu produk. Ketika ikatan dan kepercayaan itu terjadi, itu merupakan keuntungan terbesar bagi produsen karena dengan sendirinya produknya akan laku dipasaran dengan lebih mudah.
Produk berkualitas dan berkelas menciptakan daya beli masyarakat yang tinggi. Nike yang berpredikat sebagai salah satu perusahaan terbesar di dunia diyakini berhasil menghipnotis masyarakat Indonesia dan dunia.
Hingga kini produk-produk Nike tidak hanya sepatu, namun juga merambah ke produk lain seperti seperti jaket, topi, jam tangan, serta produk olahraga lainnya. Baru-baru ini Nike juga memperkenalkan pengembangan iPod yang bisa dikombinasikan pada sepatu lari. Dalam sepatu dipasang chip yang mampu mengirimkan data ke iPod, yang salah satu fungsinya adalah untuk menghitung jumlah langkah.

Produk kreatif dan inovatif memerlukan strategi pengembangan dan manajeman yang baik. Hal ini pula yang dilakukan pihak Nike agar selalu eksis dalam kancah dunia bisnis agar terus menghasilkan produk-produk yang berkualitas spektakuler dan fenomenal.

Kelebihan lain yang dimiliki oleh perusahaan Nike adalah konsep pemasaran global yang menciptakan keunggulan kompetitif dan differensiasi dibandingkan produk pesaing.
1.    Nike Global Segmentation & Targeting
Nike menggunakan pendekatan gabungan (two stage international segmentation) dalam prosedur segmentasinya, dimana pada tahap awal rencana globalisasi, Nike memilah wilayah pasar melalui segmentasi berdasarkan tingkat daya beli dan lifestyle dari warga negara tujuan ekspansi, kemudian Nike menyusun product specific bagi negara-negara tersebut. Product specific yang disusun Nike secara spesifik dihubungkan dengan buying and consumption behavior dari warga negara setempat, sebagai contoh untuk negara Indonesia, yang notabene masyarakatnya menyukai olahraga sepak bola dan basket, maka produk-produk Nike yang dipasarkan di Indonesia akan terfokus pada kedua hobby tersebut, sementara untuk produk lain seperti produk American Football, mungkin tidak akan diterima oleh pasar Indonesia, sehingga tidak perlu dipasarkan di negara tersebut. Nike kemudian membagi pasar pada segmen pasar berdasarkan hobby/lifestyle seperti segmen pasar khusus atlit/pemain/penyuka sepak bola, basket atau lari(atletik), dan bukan pada faktor geografis atau sosioekonomik semata.
Tiga skenario yang dihadapi oleh Nike, yaitu universal segments, regional segments dan unique segments, pada akhirnya memunculkan skenario universal segments bagi brand mereka. Ketika Nike membagi pasar sasaran mereka berdasarkan “cabang – cabang olah raga”, maka secara tidak langsung Nike telah mengarah pada scenario Universal atau Global Segment, atau dengan kata lain, perusahaan telah memilih skenario Universal Niche dimana Nike memilih setiap cabang olah raga sebagai ceruk pasarnya.
Sementara dilihat dari basis segmentasi, Nike secara berurutan mensegmentasikan pasar sasaran mereka melalui Sosioeconomic, Behaviour-based Segmentation serta Lifestyles segmentation, dimana pada awalnya Nike melakukan screening negara tujuan berdasarkan basis sosioekonomi mereka, baru kemudian melihat kebiasaan masyarakat setempat (termasuk diantaranya kebiasaan belanja) serta gaya hidup warga negara tersebut.

2.    Nike Global Positioning
Formulasi yang diterapkan dalam memposisikan brand perusahaan adalah sebagai berikut:
a.       Mengidentifikasi set yang relevan dari produk atau merek yang bersaing.
Praktis, kuat, tahan lama dan trendi, serta telah memiliki brand yang dipercaya oleh masyarakat dunia, menjadi keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh setiap produk yang menyandang brand Nike.
b.      Tentukan persepsi  oleh konsumen tentang produk / merek dan kompetisi.
Produk-produk Nike selalu di komunikasikan sebagai produk yang memiliki nilai Prestise, elegan & simple.
c.       Mengembangkan tema posisi yang mungkin.
d.      Menyaring alternatif posisi dan pilih salah satu yang paling menarik.
Nike mampu untuk mengembangkan posisi mereka di pasar, dengan berlandaskan pada Universal Niche yang mereka bidik. Sebagai contoh, ketika membidik pasar untuk segmen olahraga Tenis, Nike menggandeng atlit cantik Maria Sharapova yang elegan dan kemayu, namun pada akhir komunikasi pemasaran, sang atlit menunjukkan kesederhanaan dan kekuatannya, yang bila dilihat secara gambaran besar, Nike memposisikan produk –produk untuk “segmen” Tenis mereka sebagai produk yang mewah dan artistik, namun sederhana dan praktis. Hebatnya lagi, komunikasi pemasaran ini dapat juga diasosiasikan dengan produk Nike secara keseluruhan. 
e.       Mengembangkan strategi bauran pemasaran. (4P)
Contoh aplikasi dari Marketing Mix Strategy ini bisa untuk produk kita lihat pada produk Nike Golf. Produk yang dikeluarkan untuk kategori ini berupa sepatu golf, sarung tangan dan kaos berkerah khusus olah raga golf. Harga yang dikenakan untuk produk ini berada pada level premium price. Lokasi penjualan untuk Nike Golf biasanya dikota-kota besar suatu negara dan dijual di toko khusus perlengkapan golf yang bertempat di lokasi-lokasi strategis seperti mall – mall besar, airport atau took sekitar lapangan golf. Alat promosi yang digunakan biasanya berupa iklan di surat kabar khusus atau majalah khusus olahraga golf.
f.       Seiring waktu, memantau efektivitas strategi positioning Anda dan jika diperlukan, melakukan audit.

Tema – tema positioning yang sering di gunakan oleh Nike yaitu ; user category. Hal tersebut dapat kita lihat dari kecenderungan strategi komunikasi pemasaran mereka untuk mengedepankan kualifikasi dari para pemakai produk mereka yang merupakan orang dengan aktifitas tinggi, simple, memiliki prestise, elegan serta lebih maju dibanding kebanyakan orang.

Nike menggunakan strategi penggunaan endorsers seperti Michael Jordan sebagai endosers dalam musim kompetisi 1984 – 1985. Ia memakai Nike Air Jordan 1 berwarna hitam merah sesuai warna kesatuan Bulls. Meski demikian melanggar aturan NBA soalnya semua pemain satu tim harus memakai sepatu dengan warna senada. Kalau satu pemain memakai sepatu berwarna putih, yang lain juga harus warna putih. Bagi mereka yang menggunakan sepatu berbeda warna akan dikenakan denda dengan jumlah yang besar. Kiprah Nike yang berani mengambil resiko dan inovatif ketika Nike membujuk Jordan agar memakai sepatu hitamnya dan berjanji akan membayar semua denda yang dikenakan NBA. Strategi tersebut secara tidak langsung mempromosikan Nike Jordan Air  sebagai “Sepatu Terlarang” di televisi. Script iklan Nike berkisar di seputaran larangan dan denda, dan karena terdapat sebagian orang menyukai sesuatu “bebas” dan “ekspresif”, “sepatu terlarang” ini meledak penjualannya hingga mencapai USD 100 Juta. Sejak itu Nike tiap tahun meluncurkan Air Jordan tipe baru dengan inovasi baru. Disamping Nike membuat merek sendiri yaitu Jordan Brand untuk kelas premium. Dan sederet edisi sepatu Nike yang berbau Jordan jadi terkenal dan diburu para sneakers sampai saat ini.

Nike yang telah menjadi global brand, dapat dikategorikan dalam GCCP (Global consumer culture positioning). Langkah –langkah yang dilakukan Nike salah satunya dengan menjadi sponsor di event-event besar dalam bidang olahraga Contohnya, Nike melakukan kegiatan sponsorship dalam Olimpiade di Beijing 2008 dengan menyediakan perlengkapan yang bisa menghilangkan berat satu gram dari kaki mereka atau menyuntikkan sedikit tenaga ekstra ke tubuh mereka. Nike tumbuh berkembang bersama dengan Olimpiade, dan merupakan tantangan baginya untuk bekerja dengan para atlit. Nike tertantang untuk mendongkrak prestasi mereka dan membantu mereka menyadari potensial yang dimiliki. Dukungan tersebut menjadi strategi pemasaran yang sukses bagi Nike di Tiongkok dan memastikan merek Nike diakui masyarakat Tiongkok. Hal itu terbukti bahwa Nike menjadi pemimpin pasar pakaian olahraga di Tiongkok. Sejak saat itu, Nike meningkatkan komitmennya terhadap olahraga dan konsumen Tiongkok pada tahun selanjutnya. Olimpiade adalah kesempatan Nike untuk memamerkan produk, inovasi, dan merek Nike yang dikenakan atlit-atlit terbaik dunia saat semua orang menyaksikan acara olahraga terbesar dunia.

Nike juga mensponsori Tim Nasional Indonesia dengan mendukung seluruh kebutuhan timnas sepakbola Indonesia dan memberikan bonus-bonus khusus yang akan diberikan kepada timnas jika berhasil meraih prestasi di turnamen-turnamen yang diikutinya, baik dalam lingkup ASEAN, Asia atau dunia. Hal itu merupakan salah satu bagian dari strategi peningkatan pemasaran Nike di seluruh dunia.


KELEMAHAN NIKE
Kelemahan  yang sering dijumpai adalah perusahaan terlalu menonjolkan kelebihan produknya, terutama ditinjau dari aspek teknis, namun kurang mempedulikan bagaimana produk tersebut dapat memecahkan masalah yang dihadapi pelanggan. Perusahaan kerap hanya membanggakan produknya yang lebih canggih, lebih cepat, atau lebih murah. Padahal produk yang demikian belum tentu diterima pasar. Seharusnya, sebuah rencana bisnis dimulai dengan penjelasan tentang masalah yang dihadapi pelanggan, yang diperkuat dengan bukti-bukti yang berasal dari riset pasar, kesaksian, dan sebagainya. Berikutnya, kenalilah kelompok pelanggan yang sedang dilanda masalah, meski jumlahnya kecil. Tidak jarang, kesuksesan sebuah perusahaan menggarap ceruk pasar tertentu menjadi modal awal untuk memecahkan masalah yang dihadapi segmen pasar yang lain. Nike contohnya. Produsen alat-alat olahraga terkemuka di dunia ini pada awalnya hanya menghasilkan sepatu yang khusus ditujukan bagi pelari yang kerap mengalami cedera akibat harus berlatih menyusuri wilayah-wilayah pedesaan yang terjal. Namun setelah para pelari yang menggunakan sepatu Nike memenangkan medali dalam olimpiade, Nike memperluas pasarnya untuk sepatu dan jenis olahraga lainnya. 



DAFTAR PUSTAKA


http://www.nike.com. Diakses pada tanggal 3 november 2012

Thinisgood.“Sistem informasi manajemen untuk perusahaan NIKE”. 2011. http://rnotf.blogspot.com/2011/11/sistem-informasi-manajemen-untuk.html. Diakses pada tanggal 3 November 2012.

Pramono, Peni.2012.”Brand atau Merek Kunci Sukses Usaha”. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

http://www.marketingteacher.com/SWOT/nike_swot.htm. diakses pada tanggal 3 november 2012

http://www.anneahira.com/sejarah-logo.htm. diakses pada tanggal 3 november 2012



http://stiemulia.blogspot.com/2010/11/perusahaan-nike.html . diakses pada tanggal 3 november 2012










2 komentar: